Selasa, 18 Mei 2010

BERKAITAN DENGAN BERITA TENTANG USTADZ YUSUF MANSUR



YUSUF MANSUR VS SEKURITI POM BENSIN (Keajaiban Sedekah)

Nov 12, '08 2:06 AM

for everyone


Dapet artikel ini dari milis, jadi inget kata mama, persis kaya apa yang dibilang sama Yusuf Manyur...: Jangan lupa sedekahnya, biar tambah berkah, biar semua keinginan dikabuli Allah...gak usah takut kekurangan uang kalau untuk sedekah.


Alhamdulillah, saya dan suami sudah beberapa kali mengalami kejadian seperti dibawah ini, setelah sedekah, dalam hitungan hari balasan Allah datang berkali-kali lipat...bener-bener ajaib dan membuat kami tak henti mengucapkan syukur kala itu.

Subhanallah ya??

YUSUF MANSUR VS SEKURITI POM BENSIN (Keajaiban Sedekah)

(dikutip dari milis Tahajjud)

SEMOGA BERMANFAAT

Banyak yang mau berubah, tapi memilih jalan mundur.

Andakah orangnya?


Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: "Nanti di depan ke kiri ya".
"Masih banyak, Pak Ustadz".
Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya pengen pipis.
Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti. "PakUstadz!" . Dari jauh ia melambai dan mendekati saya.
Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau.
"Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja…". Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he.
"Saya ke toilet dulu ya".
"Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?"
"Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?"
"Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz".
Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang "berhentiin" saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali "target operasi" dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya.
Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet ya".

***

"Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.
"Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?"
"Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya" .
"Wah, ustadz langsung nembak aja nih".
Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja.
"Udah shalat ashar?"
"Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja".
"Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?"
Sekuriti itu senyum aja.
Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah. Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah.
"Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", saya mengejar.
"Ya, kurang lebih dah".
Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang 'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.
"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima, memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang".
Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara?
Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.
Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.
Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, "Terus, mau berubah?"
"Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?"
"Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya".
"Ngebut gimana?"
"Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima-an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah".
Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.
"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin sedekahnya".
Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan".
"Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?"
"Satu koma tujuh, Pak ustadz".
"Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede".
"Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz".
"Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?"
"Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz".
"Koq bisa?"
"Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt".
"Terus, kenapa masih kurang?"
"Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak".
"Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?"
"Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz".
"Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot".
Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu. Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.
"Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?"
"Mau Ustadz. Saya benahin dah".
"Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya ngebenahin shalat".
"Siap ustadz".
"Tapi sedekahnya tetap kudu loh".
"Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada".
"Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq".
"Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya".
Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah.
Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?" . Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa, saya akan jalanin," katanya, manteb.
"Gajian bulan depan masih ada ga?"
"Masih. Kan belum bisa diambil?"
"Bisa. Dicoba dulu".
"Entar bulan depan saya hidup pegimana?"
"Yakin ga sama Allah?"
"Yakin".
"Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau".
Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Trmasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi!
Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.
Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.

***

Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya.
"Mana bisa?" kata komandannya.
"Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani".
Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya.
Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu kata komandannya.
Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya.
"Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.
Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya.. Malah tambah cerah muka nya.
Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.
Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.
Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma".
Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.
Berhasil kah?
Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah.
Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.
"Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren".
Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada.
Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan.
Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri.
Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon.
Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.
Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?
Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana. Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah.
Saudara-saudaraku sekalian.. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya.
Subhaanallaah, masya Allah.
Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar.
Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh.
Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini mengisnpirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan




"Dan pada sebagian malam bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan bagimu.Mudah- mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji". (Al Isra': 79)
Mau Gabung Bagi-bagi!? Klik Di Sini

Donatur Kita Minggu ini
1. Eli Gojali, Cianjur
2. Jatnika, Garut.
3. Yayasan HIFA Almusri', Garut

Senin, 17 Mei 2010

THE MIRACLE OF GIVING



THE MIRACLE OF GIVING

Meraih Rezeki melalui Infaq & Sedekah dengan ikhlas dan jujur" Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan ….kecuali ia bertambah…bertambah…bertambah…." (HR.At-Tirmidzi)

" Siapa yang memberi pinjaman kepada Alloh dengan pinjaman yang baik, maka Alloh akan melipatgandakan balasan dan baginya pahala yang mulia." (QS.Al-Hadiid 57-11)

"…dan ( janganlah kamu takut kepada kemiskinan karena membelanjakan harta dijalan Alloh)….." (QS. Al-Baqarah2:245).

" Kamu akan memperoleh kebajikan ( yang sempurna ) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…" (QS.Ali-Imran 3:92)

" Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Alloh. Maka diantara kamu ada orang-orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allohlah Yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkanNya…" (QS. Muhammad :38)

"Dan Alloh senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya selama ia menolong saudaranya." (HR. Muslim)

Perbanyaklah sedekah, karena didalamnya terdapat khasiat :

- Menyembuhkan berbagai macam penyakit
- Melapangkan rezeki
- Menjauhkan diri dari segala macam kesulitan & masalah
- Menenangkan hati & jiwa

Kisah Nyata 1
Dari : Rachman Silalahi, Jakarta Selatan

Terima kasih kepada saudara yang telah mengirimkan program ini kepada saya, meskipun saya sebelumnya merasa takut dan tidak mempercayainya, hal ini karena saya sama sekali tidak mengenal beliau. Namun saya diyakinkan oleh sahabat say yang ternyata secara diam-diam telah mengikuti program ini, sahabat saya meyakinkan saya " kalo toh penipuan, apalah arti uang Rp. 80.000,- dan di tambah biaya foto copy, amplop dan perangko yang paling habis Rp. 100.000,- tapi bila berhasil akan mengubah nasib kau ". kata sahabat say.

Setelah saya mengikuti program ini barulah sahabat say dengan bangga memperlihatkan tabungannya yang menurut saya sangat banyak Rp. 450.000.000,- dan dia mengatakan bahwa jumlah ini akan bertambah terus setiap harinya. Sekitar 2,5 bulan kemudian setelah saya mengikuti program ini saya mencoba mengintip tabungan BCA saya, alhamdulillah saat surat ini say tulis jumlahnya sudah Rp. 375.853.250,- dan hampir setiap hari meningkat terus. Jadi kepada teman-teman sekalipun tidak saling kenal, jangan ragu untuk ikut, yang penting jujur dan terpercaya, supaya uang yang kita terima ini betul-betul halal dan tidak merugikan orang lain, tetapi membawa keberuntungan dan kesuksesan kepada kita semua. Demikian sharing informasi dari saya.

Kisah Nyata 2
Dari : bapak Indarjo Kusumah, Cikarang Jawa Barat

Saya mendapat foto copy ini diatas mesin BCA ketika saya mau mengambil uang gaji, waktu pertama saya baca, saya tidak merasa yakin, sampai beberpa hari saya biarkan foto copy ini diatas meja. Tetapi sering kali mengganggu pikiran saya, kemudian iseng-iseng saya mencoba mengikuti dengan mentransfer ke empat nomor rekening BCA masing-masing Rp. 20.000,- kemudian saya tempelkan pada kolom bukti transfer dan memfoto copynya sekitar 50 rangkap, lalu saya mengedarkanprogram ini kepada saudara/ keluarga, teman dan sisanya saya simpan diatas mesin ATM BCA. Bulan berikutnya saya ke ATM BCA untuk mentransfer cicilan kartu kredit, cicilan sepeda motor, telefon, listrik, dll. Karena sudah merupakan rutinitas, saya tidak mengecek lagi beberapa saldo yang tersisa pada waktu itu, begitu selesai langsung saya ambil kartu ATM nya.
Mendekati akhir bulan saya sudah tidak ada uang (maklum pegawai kecil), sisa uang gaji di ATM BCA biasanya masih tersisa + Rp. 120.000,- sebelum saya menarik uang di ATM BCA, saya mengecek saldo dahulu. Sungguh suatu yang mengejutkan dan hampir tidak percaya, saat lihat saldo saya Rp. 353.560.500,- seketika badan saya gemetar, badan saya panas dinginseperti kesemutan dikepala. Lama saya termangu dan tidak percaya dengan penglihatan saya, yang selama ini uang di ATM tidak pernah lebih dari Rp. 2.000.000,- tetapi sekarang ada ratusan juta rupiah. Sampai-sampai saya keluar air mata terharu, bahagia dan bersyukur kepada Tuhan.

Sekarang saya sudah keluar dari tempat kerja dan memiliki usaha sendiri, dan yang paling utama saya tidak terlilit hutang lagi seperti waktu masih menjadi pegawai pabrik. Saya sudah membeli rumah tipe 70 real estate, tidak lagi mengontrak di gang sempit di bilangan sukaresmi Cikarang.
Jadi kepada anda yang masih ragu, jangan pikirkan, ikut saya toh hanya Rp. 80.000,- kuncinya lakukan dengan jujur dan percaya walaupun kita tidak mengenal mereka, lakukan saja. Bersegeralah jangan ditunda-tunda, dalam hal ini tidak ada yang dirygikan, justru semua orang akan memperoleh keuntungan. Mulailah tinggalkan hutang yang membuat kita stress. Maka ikuti jalan-jalan yang peduli kepada kebahagiaan orang lain. Terima kasih kepada orang yang sudah mengenalkan program investasi ini, semoga Tuhan membalas kebaikan anda.

Kisah Nyata 3
Dari : Lan Hui Khong , pemangkat, Kalimantan Barat

Saya berterima kaih kepada kakak ipar saya yang berada di pademangan, Jakarta Utara. Sewaktu saya ke Jakarta saat Beng ceng ( sembahyang leluhur ), saya diberi tahu program perencana keuangan ini, semuala saya sangat ragu sekali apalagi pendidikan kurang, sehingga menurut saya tidak masuk logika, apalagi masalah perbankan di daerah kami tinggal terbatas, tetapi factor kemiskinan dan bosan hidup susah sekeluarga selama bertahun-tahun untuk ikut program ini dan biarlah kalau itu penipuan/ bohong, kami sudah anggap seperti berjudi (pasang no sie jie).
Kemudian saya mentransfer ke 4 nama dalam program ini masing-masing Rp. 20.000,- dan memperbanayak kurang dari 300 set, lalu saya sebarkan habis dari kota pontianaksampai sambas. Selang satu BUlan kemudian saya terheran-heran nyaris tidak percaya sewaktu mengecek rekening ATM BCA terlihat saldo saya Rp. 815.365.000,- istri saya langsung pingsan tidak sadarkan diri setelah saya beritahu.
Keluarga kami langsung menjadi buah bibir dikota kecil kami dan orang-orang menyebit kami Orang Kaya Baru (OKB). Kami sekarang tinggal di Pontianak dan sudah membeli 1 unit ruko, 1 unit mobil dan 2 sepeda motor. Anak-anak kami sekarang hidup sangat layak dan sekolah di sekolah favorit di Pontianak.
Kepada saudara-saudara yang masih ragu, ayo coba dan diseriuskan, ini tidak bohong. Terima kasih sekali lagi kepada Tuhan yang telah member rezeki besar ini melalui perantara program investasi ini. Pada saat saya menulis ini saya dan istri masih terus berkelana dari satu kota ke kota lain mengedarkan dan menyebarluaskan program investasi ini.

KEAJAIBAN SEDEKAH ONLINE

Donatur Minggu Ini :

1. Burhan Rosyidi, Cianjur
2. Eli Gojali, Cianjur
3. Yayasan HIFA Almusri', Garut

Ayo ..... Anda tertarik? ..... Silahkan Bergabung di Sini

Keajaiban Sedekah


Kisah Nyata 4
Dari : Hj. Sumardiah, Sumatra Barat
Saya janda 6 orang anak yang ditinggal mati suami yang pada saat itu sedang mencari ikan di sekitar pulau sabang, Aceh. Suami saya seorang juragan kapal ikan, naas pasa saat tsunami Aceh beliau menjadi korban. Dengan sisa harta yang ditinggalkan, saya menghidupi anak-anak dan tak terbayangkan begitu saya meneruskan usaha suami, saya tidak pengalaman dan sikap masih bodoh saya yanga tidak pernah membantusuami saya sewaktu hidup. Sehingga saya mengalami kesulitan serta ditipu saingan bisnis, akhirnya sejak 6 bulan suami saya meninggal keadaan berubah 180 derajat. Dari keluarga berada menjadi keluarga miskin, usaha bangkrut total, rumah disita bank, mobil dan perabot rumah tangga habis untuk membayar hutang, kami sekeluarga terusir dari rumah yang sudah 15 tahun kami tinggali. Saya nyaris gila dan berulang kali mencoba untuk bunuh diri. Anak-anak tidak sekolah lagi dan semua saudara menjauh dari penderitaan kami, tidak ada yang peduli untuk membantu kami sanpai akhirnya 4 bulan sebelum tulisan ini saya buat, saya ketemu seorang bapak yang tidak saya kebal memberikan foto copy program investasi ini di Pasar Atas Bukit Tinggi, Bapak tersebut hanya menganjurkan mencoba dan jangan ragu untuk merubah nasib hidup saya dan juga nasib anak-anak, sangat tergantungpada keberanian saya untuk mencoba program investasi ini.
Dengan sangat terpaksa saya meminjam uang kepada rentenir dan mulailah saya membuka rekening ATM BCA dan mentransfer 4 nama sesuai petunjuk masing-masing Rp. 20.000,- total Rp. 80.000,- saja serta foto copy sebanayak 80 set, lalu saya edarkan sekitar kota Bukit Tinggi, Padang dll.
Setelah 2 minggu saya mengecek ke ATM BCA dengan ditemani anak sulung saya dan saya melihat saldo Rp. 8.900.000,- Saya terharu dan mengucap syukur kepada Alloh SWT begitu juga anak saya, kami menangis berpelukan. Sejak saat itu saya bersemangat memfoto copy lebih banyak lagi, 2 minggu kemudian saya kembali mendatangi kembali ATM BCA untuk mengecek saldo, ternyata MASYA ALLOH, ENGAKAU MAHA BAIK, saldo saya sekarang menjadi Rp. 283.540…,- Sepulang dari ATM BCA saya beserta anak-anak berpesta pora ke mall dan saya bebaskan mereka membeli apa yang mereka sukai. Selang bulan lagi ternyata saldo saya sudah mencapai Rp. 918.000.000,- Sekarang kami sekeluarga terbebas dari semua hutang dan saya juga sudah dapat pergi haji ke Tanah Suci.
Saya menyarankan dan menghimbau bagi saudara-saudara seiman, jangan ragu-ragu untuk mengikuti bisnis investasi perencana keuangan ini, karena bisnis ini halal dan tidak menipu orang.
Kisah Nyata 5
Dari : Edward Tanasele, Mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, Maluku
Secara logika asaya pada saat saya mendapat brosur ini, saya sangat tidak yakin dan secara akal sehat saya mengatakan tidak masuk logika dan jelas-jelas ini penipuan, bohong besar lembaran inisaya campakan begitu sajadi ruang perpustakaan. Selang 2 minggu kemudian saya mendapatkan lagi brosur ini di angkot jurusan batu merah dan hamper semua penumpang mendapatkannya juga.
Akhirnya saya penasaran dan mencobakarena tuntutan uang kuliah, pas sekali saya telah memiliki ATM BCA, segera saya edarkan ke teman-teman kuliah serta teman-teman masa SMU. Banyak ejekan yang dilontarkan tapi saya tidak putus asa. Satu bulan kemudian saya cek ATM hanya terdapat Rp. 680.000,- Saya agak pesimis, harapan jutaan rupiah jauh dari angan-angan, saya merenung dan membaca ulang brosur investasi ini, disana dikatakan harus asabar dan terus menyebarkan. Kemudian saya foto copy kembali dan mengirim lebih banyak kepada orang yang saya kenal.
Setelah 1 bulan saya cek kembali, " Puji Tuhan" saldo saya ada Rp. 72.000.000,- HEBAT LUAR BIASA, saya perlihatkan buku tabungan saya ke rekan-rekan kuliah, mereka sekarang baru percaya dan berebut untuk ikut program Ini. Saat sekarang saldo saya sudah mencapai ratusan juta rupiah, tepatnya Rp. 692.550.000,- Saya mahasiswa terkaya di Universitas Pattimura Ambon dan sebuah kijang Inova baru telah saya beli. Saya berencana melanjutkan Program S2 di Sidney Australia.
Kepada rekan-rekan pelajar jangan ragu untuk mencoba, ini peluang luar biasa. God Bless untuk anda, TUHAN MEMBERKATI SAUDARA.

Tersedia KEAJAIBAN SEDEKAH ONLINE, Bergabung ?? KLIK DI SINI